Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

AI vs Manusia: Revolusi Industri atau Ancaman Eksistensi?

AI VS Manusia dan Perkembangannya di Indonesia

AI vs Manusia. Artificial Intelligence (AI) terus berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai sektor industri. Di Indonesia, penerapan AI masih menghadapi tantangan, mulai dari kesenjangan keterampilan hingga keterbatasan akses internet. Namun, AI juga membawa peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi, terutama bagi UMKM.

Dalam seminar yang digelar di Kantor DPP PKB pada Kamis, 27 Februari 2025, para pakar membahas bagaimana AI bisa menjadi revolusi industri yang menguntungkan atau justru ancaman bagi eksistensi manusia.

AI vs Manusia
Seminar AI vs Manusia: Revolusi Industri atau Ancaman Eksistensi? Yang digelar di Kantor DPP PKB pada Kamis, 27 Februari 2025

Pembicara dan Topik Diskusi: AI dalam Regulasi, Etika, dan Keamanan Digital

Seminar ini menghadirkan berbagai pakar, di antaranya Lukmanul Khakim: Ketua DPP PKB bidang perdagangan & perindustrian, Nur Anis Handayati: Direktur Etika dan Tata Kelola Kolaborasi Riset & Inovasi AI Indonesia (KOREKA), Wafa Taftazani: General Manager for Indonesia-tools for Humanity, Oleh Soleh: Anggota DPR RI komisi I PKB, dan Fabian Bodensteiner: Founding Member / Managing Director of World Foundation. Mereka membahas AI dari sudut pandang ekonomi, etika, regulasi, hingga tantangan keamanannya.

AI dan Dampaknya pada UMKM

Lukmanul Khakim, Ketua DPP PKB bidang Perdagangan & Perindustrian, menyoroti bagaimana AI dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam sektor UMKM. Namun, akses internet yang masih terbatas (hanya 60% masyarakat Indonesia yang terhubung) menjadi tantangan besar dalam pemerataan teknologi ini. Untuk itu, ia menekankan pentingnya pelatihan digital bagi pelaku usaha agar tidak tertinggal dalam era AI.

AI vs Manusia
Lukmanul Khakim: AI musti diadaptasi hingga ke UMKM dengan cara pelatihan-pelatihan digital agar tidak ada gap skill di antara pengusaha.

Baca Juga: Bagaimana Bisnis Menggunakan AI dan manfaatnya

Regulasi AI: Perbandingan Indonesia, Eropa, dan China

Nur Anis Handayati, Direktur Etika dan Tata Kelola KOREKA AI Indonesia, membahas perlunya regulasi AI yang jelas dan etis. Ia menyoroti bagaimana UU Perlindungan Data menjadi langkah penting dalam membangun kepercayaan terhadap AI. Sebagai perbandingan, ia membahas penerapan AI di Eropa, China, dan Amerika, di mana regulasi yang ketat mampu menciptakan lingkungan teknologi yang lebih aman dan bertanggung jawab.

Baca Juga: AI Dalam Pemerintahan

Risiko Bias AI dan Kejahatan Digital

Wafa Taftazani, General Manager Indonesia-tools for Humanity, mengangkat isu bias AI dalam dunia digital, yang dapat memengaruhi keputusan pengguna tanpa disadari. Salah satu dampak yang cukup serius adalah kejahatan digital, misalnya dalam transaksi online dan “war tiket.” Ia memberikan contoh bagaimana calo tiket menggunakan AI untuk mengalahkan manusia dalam membeli tiket konser atau event besar, menciptakan persaingan yang tidak adil.

AI: Kemajuan atau Ancaman?

Oleh Soleh, Anggota DPR RI Komisi I PKB, menegaskan bahwa AI adalah pedang bermata dua—bisa membawa manfaat besar, tetapi juga bisa menjadi ancaman serius tanpa regulasi yang tepat. Oleh karena itu, perlindungan data harus menjadi prioritas utama agar penggunaan AI benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Oleh Soleh: Regulasi yang tepat diperlukan agar AI dapat benar-benar digunakan untuk kesejahteraan manusia.
Tantangan AI: Menjadikannya Lebih Manusiawi

Sementara itu, Fabian Bodensteiner, Founding Member dan Managing Director World Foundation, menyoroti keterbatasan AI dalam memahami interaksi emosional manusia. Meskipun AI terus berkembang, ia masih belum bisa sepenuhnya memahami emosi, empati, dan etika sosial. Selain itu, ancaman penipuan online (online fraud) juga semakin meningkat. Untuk mencegah hal ini, perlu adanya regulasi yang lebih kuat bagi penyedia platform digital serta edukasi bagi masyarakat agar lebih kritis dan waspada.

Fabian Bodensteiner: Sangat tertarik dengan potensi pertumbuhan bisnis di indonesia melalui AI dan teknologi.
Kesimpulan: AI – Revolusi atau Ancaman?
Dengan strategi yang tepat, AI dapat menjadi alat yang memberdayakan manusia, bukan menggantikannya.

Perkembangan AI di Indonesia membawa peluang besar sekaligus tantangan yang tidak bisa diabaikan. Dari sektor ekonomi hingga regulasi, AI harus dikembangkan dengan pendekatan yang inklusif, etis, dan bertanggung jawab. Seminar ini menegaskan bahwa kunci utama dalam menghadapi revolusi AI adalah keseimbangan—antara inovasi dan regulasi, antara teknologi dan kemanusiaan.

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi hal yang sangat penting. Dengan strategi yang tepat, AI dapat menjadi alat yang memberdayakan manusia, bukan menggantikannya. Pertanyaannya kini, apakah kita siap menghadapi masa depan di mana AI bukan hanya alat bantu, tetapi juga bagian dari kehidupan kita?

Leave a comment